Hadits Shohih

Anas radhiyallahu 'anhu berkata: Ketika Nabi shollallahu 'alaihi wa sallam ditanya tentang dosa-dosa besar, maka jawabnya: Syirik mempersekutukan Allah, dan durhaka terhadap kedua ayah bunda, membunuh jiwa (manusia), dan saksi palsu. (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadits Shohih

Dari Ummul-Mukminin, Ummu ‘Abdillah, Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang mengada-ada dalam urusan (agama) kami ini yang bukan berasal darinya, maka hal itu tertolak." Dalam riwayat Muslim disebutkan: “Siapa yang melakukan suatu amalan (ibadah) yang bukan urusan (agama) kami, maka hal itu tertolak.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits Shohih

Dari Abu Ruqayyah Tamim ad-Dari radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Agama itu adalah nasihat.” Kami bertanya: “Untuk siapa?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Untuk Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, dan pemimpin kaum Muslimin dan kaum Muslimin secara umum.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits Shohih

Dari Abu Muhammad Al Hasan bin Ali bin Abu Tholib, cucu Rosululloh sholallahu 'alaihi wa sallam dan kesayangan beliau rodhiallohu 'anhuma, dia berkata: "Aku telah hafal (sabda) dari Rosululloh sholallahu 'alaihi wa sallam: "Tinggalkanlah sesuatu yang meragukanmu kepada sesuatu yang tidak meragukanmu." (HR. Tirmidzi dan Nasa'i. Tirmidzi berkata: Ini adalah Hadits Hasan Shahih)

Hadits Shohih

Dari Abu Hurairoh rodhiallohu 'anhu, sesungguhnya Rosululloh sholallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda: "Barang siapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata baik atau diam. Dan barang siapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya. Dan barang siapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhirat hendaklah ia memuliakan tamunya." (HR. Bukhori dan Muslim)

Sabtu, 29 April 2017

JADWAL KAJIAN RUTIN SUNNAH DI KOTA DAN KABUPATEN SORONG, PAPUA BARAT

Alhamdulillah, dakwah sunnah di Sorong, Papua Barat sudah berkembang pesat dan kajian dilaksanakan secara intensif. Berikut adalah jadwal beberapa kajian rutin sunnah yang ada di Kota Sorong dan Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat.




Disponsori oleh Yayasan Cahaya Islam Papua, Kota Sorong, Provinsi Papua Barat

Minggu, 11 Mei 2014

JADWAL KAJIAN SUNNAH DI KABUPATEN BANTUL

HARI AHAD
Kajian Tafsir Al Qur’an (Setiap Ahad ke-2)
Waktu: 06.00-08.00 WIB
Pemateri: Ust. Agus Andrianto, Lc
Tempat: Pondok Hamalatul Qur’an, Kembaran, Kasihan, Bantul

Kajian Tafsir Al Qur’an (Rutin setiap pekan)
Waktu: Ba’da maghrib-selesai
Pemateri: Ust. Agus Andrianto, Lc
Tempat: Masjid Al Istijabah, Kadirojo, Palbapang, Bantul

Kajian Tematik (Setiap Ahad wage)
Waktu: Ba’da subuh
Pemateri: Ust. Ulin Noha, MPI
Tempat: Mushola Al Ikhlas, Jetis Tajeman, Palbapang, Bantul

Kajian Tema Bergantian (Rutin setiap pekan)
Waktu: 09.00-selesai
Pemateri: Ustadz bergantian
Tempat: Masjid Agung Manunggal Bantul, Jalan Sudirman No.1 Bantul

HARI SENIN
Kajian Mulaqhos Fiqih (rutin setiap pekan)
Waktu: Ba’da maghrib-selesai
Pemateri: Ust. Agus Andrianto, Lc
Tempat: Masjid Jamasba, depan Kantor Bupati Bantul

 Kajian Hadits (rutin setiap pekan)
Waktu: Ba’da maghrib-selesai
Pemateri: Ust. Amri Suaji
Tempat: Masjid An Nur, PSNI, Palbapang, Bantul

Kajian Riyadhus Sholihin (rutin setiap pekan)
Waktu: Ba’da maghrib-selesai
Pemateri: Ust. Adib
Tempat: Masjid Grogol (selatan pasar grogol dekat SMAN 1 Bambanglipuro), Bambanglipuro, Bantul

Kajian Tafisr Al Qur’an (rutin 2 pekan sekali)
Waktu: Ba’da isya-selesai
Pemateri: Ust. Aris Munandar, MPI
Tempat: Masjid Jogokariyan, Mantrijeron, Yogyakarta

Kajian Riyadhus Sholihin (rutin 2 pekan sekali)
Waktu: Ba’da isya-selesai
Pemateri: Ust. Agus Andrianto, Lc
Tempat: Masjid Desa Gading Lumbung, Donotirto, Kretek, Bantul

Kajian Kitab Tauhid (setiap pekan ke-2)
Waktu: Ba’da isya-selesai
Pemateri: Ust. Susilo
Tempat: Mushola An Nur, Suren Wetan, Canden, Jetis, Bantul

Kajian Sifat Sholat Nabi (rutin setiap pekan)
Waktu: Ba’da isya-selesai
Pemateri: Ust. Syauqi
Tempat: Masjid Al Falah, Gulon, Srihardono, Pundong, Bantul

HARI SELASA
Kajian Tematik (rutin setiap pekan)
Waktu: Ba’da Ashar-selesai
Pemateri: Ust. Sust. Umi Hajar
Tempat: Masjid Jamasba, depan Kantor Bupati Bantul

 Kajian Fiqih Wanita (rutin setiap pekan)
Waktu: Ba’da maghrib-selesai
Pemateri: Ust. Rahmanto, Lc
Tempat: Masjid Khusnul Khotimah, Bantul Karang Lor, Bantul

Kajian Sholatul Mukmin (Ensiklopedia Sholat) (rutin 2 pekan sekali)
Waktu: Ba’da maghrib-selesai
Pemateri: Ust. Agus Andrianto, Lc
Tempat: Masjid Darussalam (KUA Sanden), Pucang Anom, Sanden, Bantul

Kajian Mulaqhos Fiqih (rutin 2 pekan sekali)
Waktu: Ba’da maghrib-selesai
Pemateri: Ust. Agus Andrianto, Lc
Tempat: Mushola Al Ikhlas, Kadipiro, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul

HARI RABU
Kajian Riyadhus Sholihin (rutin 2 pekan sekali)
Waktu: Ba’da maghrib-selesai
Pemateri: Ust. Arifin Riddin, Lc
Tempat: Masjid Al Mustaqim, Jalan Parangtritis, Mantrijeron, Yogyakarta

Kajian Tafsir Juz ‘Amma (rutin 2 pekan sekali)
Waktu: Ba’da maghrib-selesai
Pemateri: Ust. Ahmad MZ
Tempat: Masjid Al Mustaqim, Jalan Parangtritis, Mantrijeron, Yogyakarta

Kajian Mulaqhos Fiqih (rutin setiap pekan)
Waktu: Ba’da maghrib-selesai
Pemateri: Ust. Susilo
Tempat: Masjid Al Munawaroh, Bantul Karang Kidul, Bantul

HARI KAMIS
Kajian Bulughul Marom (rutin setiap pekan)
Waktu: Ba’da maghrib-selesai
Pemateri: Ust. Aris Munandar, MPI
Tempat: Masjid Istiqomah, Perum. Pendowo Asri (Barat Balai IPAL), Ndiro, Sewon, Bantul

Kajian Hadits Shohih Bukhori Muslim (rutin setiap pekan)
Waktu: Ba’da isya-selesai
Pemateri: Ust. Aris Munandar, MPI
Tempat: Apotek Indah Farma (Timur RSUD Panembahan Senopati Bantul)

HARI JUMAT
Kajian Tafsir Juz ‘Amma (rutin 2 pekan sekali)
Waktu: Ba’da maghrib-selesai
Pemateri: Ust. Abdus Salam, Lc
Tempat: Masjid Ad Dakwah, Padokan, Kasihan, Bantul

 Kajian Hadits Arbain Nawawi (rutin 2 pekan sekali)
Waktu: Ba’da maghrib-selesai
Pemateri: Ust. Agus Andrianto, Lc
Tempat: Masjid Ad Dakwah, Padokan, Kasihan, Bantul

HARI SABTU
Kajian Hadits Arbain Nawawi (rutin setiap pekan)
Waktu: Ba’da maghrib-selesai
Pemateri: Ust. Agus Andrianto, Lc
Tempat: Masjid Al Mu’in, Ngabean, Ringinharjo, Bantul

 Kajian Hadits Bukhari Muslim (Bab Fiqih) (rutin setiap pekan)
Waktu: Ba’da isya-selesai
Pemateri: Ust. Agus Andrianto, Lc
Tempat: Apotek Indah Farma (Timur RSUD Panembahan Senopati Bantul)




Sumber: Pamflet Jadwal Kajian yang dibagikan panitia saat kajian sunnah bersama Ustadz Dr. Syafiq Reza Basalamah, MA di Masjid Jamasba, Bantul (10 Mei 2014) dengan beberapa tambahan jadwal dari penulis.

Catatan: Jadwal di atas belum termasuk jadwal kajian di beberapa kecamatan di Kabupaten Bantul seperti Banguntapan, Piyungan, Pleret, Imogiri, Dlingo, dll. Selain itu, jadwal tersebut belum termasuk jadwal kajian di sekitaran kampus, pondok pesantren, Kota Yogyakarta, dsb. Jika ikhwan/akhwat sekalian mempunyai informasi jadwal kajian sunnah di sekitar Kabupaten Bantul bisa membagikan informasinya melalui kolom komen di bawah. Syukron, Jazakumullahu khoiron katsir.

Selasa, 22 April 2014

HARMONI ALAM HUTAN PINUS MANGUNAN BANTUL

Kali ini saya akan berbagi cerita tentang pengalaman saya dan sekaligus hobi saya yaitu bersepeda dan berpetualangan. Bersepeda merupakan kegemaran saya sejak saya remaja (awal SMP). Waktu SMA dulu, saya pulang-pergi (kurang lebih 9 km) naik sepeda jengki dari rumah ke sekolah. Waktu itu teman-teman saya hampir 90% mengendarai sepeda motor ke sekolah. Karena saya gak punya motor, yaudah selama 3 tahun di SMA ngonthel pit jengki. Hehehe... Hmmm...adakah perasaan malu dan minder saat itu? Ada sih dulu, tapi sedikit. Terus lama-kelamaan biasa aja tuh. Malah bangga dong yang lain nyumbang polusi udara, sedangkan saya go green *aseeeek

Eh, kok malah ngelantur ke zaman baheula sih? Sudah, sudah, ini kan niatnya mau cerita kemarin pas hari Selasa, 15 April 2014 (pas banget sepekan yang lalu) saya dan teman saya Putut dan Adit gowes ke Hutan Pinus di Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Berkesan banget lah gowes pertama kalinya ke sini.

Saat itu, pagi ba'da subuh saya bersiap-siap untuk gowes menuju hutan pinus. Sudah bisa dibayangkan sih, akses untuk menuju tempat ini agak sedikit butuh perjuangan. Apalagi jika ke sana hanya menggunakan sepeda saja. Untuk informasi, hutan pinus terletak di dataran tinggi Kabupaten Bantul sebelah timur, berbatasan langsung dengan Kabupaten Gunung Kidul di sebelah timur. Akses jalan sudah bagus karena sudah aspal, bukan jalan bebatuan. Tapi medan jalan yang berlika-liku dan curam membuat jalanan ini sedikit ekstrim. Apalagi jika ke sini saat malam hari. Beuh, jalanan sepi, naik turun, curam, gelap gak ada lampu. Pokoke mantap deh.

Saya pergi dari rumah sekitar pukul 06.00 WIB dan berkumpul di Bok Ampera Jalan Samas dengan kedua teman saya. Saya hanya menggunakan training panjang, kaos double (dalaman kaos biasa, luaran kaos jersey sepeda), bawa hape dan dompet. Udah gitu aja. :| Padahal Adit dan Putut bawa tas, topi, dan air minum. Sebelum lanjut berangkat kami sempat makan kudapan yang Putut bawa, yakni arem-arem. Untunglah, Putut bawa banyak jadi bisa buat dimakan saat lapar di tengah perjalanan nanti. :p

Di tengah perjalanan menuju hutan pinus biasa saja, jalanan agak sepi karena hari itu adalah hari ke dua ujian nasional tingkat SMA/MA/SMK/sederajat. Kayuh demi kayuh kami hadapi, hangatnya sinar mentari kami rasakan, sejuknya semilir angin kami hirup. Ah, indahnya kampungku ini, Bantul berbeda sekali dengan kehidupan di Jakarta yang carut-marut. Udah gitu aja. Sesampainya di Jalan Imogiri Timur, kami menyempatkan diri untuk mampir ke Pasar Imogiri. Kami membeli 3 buah tiwul ayu. Tiwul ayu adalah makanan khas daerah ini yang terbuat dari singkong, dicampur dengan parutan kelapa dan gula merah, dibentuk bulat pipih. Berikut penampakannya:

tiwul ayu

Setelah selesai membeli tiwul ayu, kami langsung melanjutkan perjalanan ke hutan pinus. Hmm...jalanan mulai nenanjak, sekali tanjakan kuat dong, wow ada lagi tanjakan landai, alhamdulilllah masih kuat. Daaaan....tara....tanjakan menikung di depan mata. Kaki udah capek gak tahan mau ngayuh sepeda. Ok, fine, saya dan Putut akhirnya mendorong sepeda saja, sedangkan Adit, masya Alloh sudah jauh di atas mengayuh sepeda. Maklum lah saya dan Putut kan baru kali ini gowes ke dataran tinggi yang curam, biasanya kan cuma gowes di dataran rendah aja kayak Jakarta dsb (*halah bilang aja ga kuat, pake alasan segala -_-). Di sela perjalanan, kami mendapatkan pemandangan indah Makam Raja-raja Mataram di Imogiri dari atas. Berikut penampakannya:
makam raja-raja Mataram dilihat dari atas (*eh ada yang kefoto. Itu Adit lho, bukan saya dan bukan Putut :p )

Perjalanan masih panjang, kami mengayuh sepeda dengan pemandangan kanan dan kiri yang begitu mempesona, hawa dingin menyambut kami karena kerindangan pepohonan hijau dan asri masih indah terawat. Tak lupa kami pun mengabadikan momen tersebut (*narsis). Foto saya sensor ntar takutnya pada klepek-klepek pas ngelihat saya (*minta dipukul).

Perjalanan masih panjang, tapi kami tidak boleh menyerah, masa masih bujang udah nyerah! Ga boleh dong :v Oke, akhirnya sampai di atas juga dan sebelum melalui kantor kelurahan Desa Mangunan, kami menyempatkan diri untuk berisitahat sejenak untuk makan sisa arem-arem yang Putut bawa tadi, sekaligus meneguk air putih yang masya Alloh sangat nikmat, karena minum pas waktu sangat haus. Sembari mengobrol ngalor-ngidul entah dari masalah rencana gowes ke depan, pekerjaan, sampai perjodohan (*paling hot nih) kok bisa nyambung dan berkaitan. hahaha dasar, sesama bujangan sih jadi pasti klop. *eh.

Sesudah itu, kami pun tiba di depan Kantor Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul. Sampai di sini ngapain? ya foto-foto lah masa ngegalau. Kebetulan di depan kantor desa terdapat papan informasi potensi wisata yang ditawarkan oleh desa wisata ini. Jadi, kalau Anda-anda sekalian bingung mau liburan di Bantul yang murah meriah, seru, dan bernuansa alami, maka cocok banget deh harus coba ke Desa Mangunan ini. Berikut penampakannya:

Papan Kantor Desa Mangunan
Papan Potensi Desa Wisata Mangunan

Setelah itu kami naik ke atas dengan susah payah, jalanan yang berkelak-kelok itu sangat menantang ditambah beratnya kayuhan sepeda yang membuat betismu jadi kuat berotot. Tapi sekeras apapun usaha saya dan Putut mengayuh sepeda ke atas, ujung-ujungnya ya dituntun juga. Hadeuuh -_-" Oke, akhirnya sampai juga di depan pos polisi hutan. Di sini pepohonan rindang dan asrinya alam begitu membuat pikiran segar. Jauh sekali dari hiruk-pikuk keramaian ibu kota. Segar dan membuat pikiran jadi tenang.
Papan larangan memburu satwa liar di hutan lindung dekat dengan Pos Polisi Hutan Desa Mangunan

Akhirnya usaha kami terbalaskan dengan sampainya kami di hutan pinus. Setelah perjalanan yang ditempuh sekitar 3 jam bersepeda dengan lebih banyak mendorong sepedanya. Kulihat di kanan dan kiri pohon pinus begitu rindang sejuk dan kokoh. Masya Alloh, indah sekali. 
Ceritanya pamer sepeda :p

Pamer sepeda lagi :p

Di hutan pinus ini kami istirahat sembari keliling-keliling ke tengah hutan. Kami menaiki jalan setapak dan sampai akhirnya kami berada di atas bebatuan yang pemandangan di bawah saat itu adalah hamparan hutan hijau sebelah tenggara sekat Gunung Kidul. Sayang sekali tidak bisa foto, karena baterai hape Putut lowbet. hiks :'( Di sini kami menemukan belalang dengan corak warna terang oranye berbintik-bintik hitam yang indah. Kalau saya baru pertama kali melihat belalang jenis ini. Setelah itu kami nekat menelusuri hutan bagian dalam. Hutan di sini banyak rerumputan dan ilalang seperti tidak terjamah manusia, tidak seperti hutan di sebelah luar yang memang ditujukan untuk wisata alam. Beratus-ratus pohon pinus tumbuh di hutan yang masih asri ini. Tapi sayang, ternyata batang pohon pinus ini disadap untuk diambil cairan karetnya dan benda sadapan tersebut tergeletak saja tidak teurus. Mungkin sudah lama alat penyadap itu tertempel di batang pohon pinus ini, dan tidak diambil atau tidak diperhatikan oleh si penyadap. Saya khawatir jika hal ini terus-menerus terjadi, maka hutan pinus akan mati kering, tumbang, dan punah. Naudzubillah :(


Setelah puas menjelajahi hutan pinus bagian dalam kami pun beranjak pulang karena waktu menunjukan pukul 11.00 WIB. Hmmm...kejadian yang sangat mengingatkanku pada harusnya berhati-hati dalam perjalanan terjadi saat itu. Karena kami tadi mendorong sepeda sampai atas hutan dengan susah payah dan capek, kami berniat untuk melampiaskan bersepeda turun di jalanan. Alih-alih menikmati perjalanan turun, jalan yang dilalui berkelok-kelok, curam, dan berbahaya sehingga sepeda tidak digowes pun bisa santer berjalan. Saya pun hilang kendali, sepeda yang saya naiki turun begitu cepat, cepat dan akhirnya saya tidak bisa mengendalikan sepeda yang saya tunggangi. Dan akhirnya saya jatuh terpleset terguling bersamaan dengan sepeda saya, sehingga kepala saya terbentur batu dan akhirnya terluka. Darah pun bercucuran di kepala, tidak tersa sakit saat itu, tapi lama-kelamaan perih. Di saat itu pula terdapat bapak-bapak yang baru saja pergi dari pasar dan akan pulang ke rumahnya. Putut dan Adit meminta izin untuk berboncengan dan mengantarkan saya ke puskesmas terdekat. Lalu bapak itu menolong saya membawa saya ke puskesmas terdekat, yakni Puskesmas Dlingo II.

Sesampainya di Puskesmas Dlingo II, luka-luka di tubuh saya dibersihkan oleh dokter dan kepala saya dijahit. Kebetulan saya terluka di pundak bagian kiri dan kepala kiri bagian belakang. Alhamdulillah, kejadian itu begitu cepat dan akhirnya kepala saya selesai dijahit. Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Putut dan Adit yang telah membantu saya untuk ke Puskesmas, dan tidak lupa saya ucapkan terima aksih kepada bapak-bapak tadi. Terima Kasih banyak Pak, semoga Bapak sekeluarga selalu dalam lindungan Alloh. Aamiin. Untungnya tidak usah menginap, cukup kontrol ke Puskesmas terdekat saja sampai luka di kepala benar-benar sembuh, kata dokter. Adit menelepon ayahnya yang kebetulan sedang bermain di daerah Imogiri. Ayah Adit beserta keluarganya menjemput saya di Puskesmas Dlingo II menggunakan mobil. Akhirnya sampai rumah saya harus naik mobil, dan salah satu sepeda dari kami bertiga harus dibongkar agar bisa masuk ke dalam mobil yakni sepeda Putut. Akhirnya kejadian itu begitu cepat, saya pun berterima kasih kepada Keluarga Adit yang telah membantu saya untuk pulang ke rumah. Alhamdulillah masih bisa jalan dan gak geger otak. :)

Sore itu, Adit dan Putut mampir ke rumah saya, dan kami pun tertawa-tawa mengingat kejadian tadi (*emang dasar lah). Wkwkwkwk.... Setelah kejadian itu, saya mengerti pentingnya hati-hati dalam perjalanan, dan pentingnya helm sepeda. Ya, helm sepeda itu penting. (*brb langsung pengen beli). Paginya beuuuh, badan terasa remuk dan berat. Tapi pagi itu juga saya harus melatih otak saya agar bisa terus berpikir, melatih ingatan, dan agar tidak terjadi apa-apa. Oleh sebab itu, saya berusaha menulis cerita tentang kejadian yang saya alami tempo hari bersama kedua teman saya dan saya posting cerita tersebut di blog ini, yakni mengenai jalan-jalan saya ke Kaliurang dan Kaliadem. Saya berusaha keras untuk berpikir dan menuangkan ingatan saya agar otak saya terlatih dan tidak terjadi apa-apa akibat benturan kemarin.

-SELESAI-

Kamis, 17 April 2014

DAFTAR NAMA DAN LAMBANG 34 PROVINSI DI INDONESIA

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara kesatuan yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Sang Proklamator yang sekaligus sebagai presiden dan wakil presiden pertama di Indonesia, yakni Ir. Soekarno dan Moh. Hatta. NKRI saat ini (tahun 2014) memiliki 34 provinsi yang tersebar dari ujung barat sampai ujung timur. Dengan adanya program pemekaran wilayah (otonomi daerah) di Indonesia baik tingkat kabupaten/kota dan provinsi, bertujuan untuk meratakan pembangunan dan kemajuan daerah-daerah potensial dan daerah tertinggal agar selangkah lebih maju. Berikut daftar nama 34 provinsi di Indonesia beserta ibukota dan lambang provinsinya:


Peta Indonesia

1. Nanggroe Aceh Darussalam (Ibukota: Banda Aceh)


2. Sumatera Utara (Ibukota: Medan)



3. Sumatera Barat (Ibukota: Padang)



4. Riau (Ibukota: Pekanbaru)



5. Kepulauan Riau (Ibukota: Tanjung Pinang)



6. Jambi (Ibukota: Jambi)



7. Bengkulu (Ibukota: Bengkulu)



8. Sumatera Selatan (Ibukota: Palembang)



9. Kepulauan Bangka Belitung (Ibukota: Pangkal Pinang)



10. Lampung (Ibukota: Bandar Lampung)



11. Banten (Ibukota: Serang)



12. Daerah Khusus Ibukota Jakarta (Ibukota: Jakarta)



13. Jawa Barat (Ibukota: Bandung)



14. Jawa Tengah (Ibukota: Semarang)



15. Daerah Istimewa Yogyakarta (Ibukota: Yogyakarta)



16. Jawa Timur (Ibukota: Surabaya)



17. Bali (Ibukota: Denpasar)



18. Nusa Tenggara Barat (Ibukota: Mataram)



19. Nusa Tenggara Timur (Ibukota: Kupang)



20. Kalimantan Barat (Ibukota: Pontianak)



21. Kalimantan Tengah (Ibukota: Palangkaraya)



22. Kalimantan Selatan (Ibukota: Banjarmasin)



23. Kalimantan Timur (Ibukota: Samarinda)



24. Kalimantan Utara (Ibukota: Tanjung Selor)



25. Sulawesi Utara (Ibukota: Manado)



26. Gorontalo (Ibukota: Gorontalo)



27. Sulawesi Tengah (Ibukota: Palu)



28. Sulawesi Barat (Ibukota: Mamuju)


29. Sulawesi Selatan (Ibukota: Makassar)



30. Sulawesi Tenggara (Ibukota: Kendari)



31. Maluku Utara (Ibukota: Sofifi)



32. Maluku (Ibukota: Ambon)



33. Papua Barat (Ibukota: Manokwari)



34. Papua (Ibukota: Jayapura)


Rabu, 16 April 2014

KALIURANG DAN KALIADEM, PESONA MENGGODA DI KAKI GUNUNG MERAPI

Sebelumnya ini hanya coretan pengalaman saya saja. Bukan tentang ilmu pengetahuan maupun ilmu syar'i. Sesekali menulis pengalaman pribadi yang berkesan tidak salah bukan? Oke, jadi begini ceritanya. Tempo hari, Jumat, 11 April 2014 saya dan dua teman sekaligus saudara saya, Putut dan Yuppy berencana untuk main ke obyek wisata Kaliurang di kaki Gunung Merapi, Sleman, DI Yogyakarta. Kami berencana berangkat sejak pagi hari, namun karena cuaca di daerah tempat tinggal Putut hujan deras, kami berdua menunggu hujan reda dan akhirnya berangkat dari daerah kami sekitar pukul 10.00 WIB menggunakan sepeda motor.


Tak terasa, kami berdua sudah sampai di daerah Jalan Solo, Kalasan, Sleman. Kami berdua hendak menghampiri rumah teman kami, Yuppy sekaligus menumpang sholat jumat di dekat rumah dia. Tapi, kenyataan tak semulus apa yang kami rencanakan. Jarum jam padahal telah memberikan isyarat dalam waktu dekat sudah masuk waktu sholat jumat. Karena Putut lupa jalan menuju rumah Yuppy dan saya sendiri belum pernah main ke rumah Yuppy, alhasil kami kebingungan dan hanya berputar-putar di daerah Jalan Solo, Kalasan, sembari menunggu jawaban ponsel Yuppy agar ia mengangkatnya dan menjemput kami berdua.

Saat kami berputar-putar mengelilingi Jalan Solo di daerah Kalasan, ada kejadian lucu dan unik yang kami rasakan. Saat hendak melewati lampu merah sesudah Rumah Sakit Militier (saya tidak tahu nama tempatnya), ada sosok orang setengah waras yang meludahi setiap pengguna jalan yang berhenti di lampu merah tersebut. Cuh...cuh..cuh..tembakan air liur pun mengenai beberapa pengguna jalan, mulai dari mobil pick up, bis kecil, pesepeda motor, dan yang paling menggelitik adalah mengenai teman saya, Putut. Sontak saya langsung menghindar ke arah kanan jalan agar tidak terkena 'tembakan' air liur dari orang tersebut karena saya berada jauh di belakang Putut, dan akhirnya saya pun tidak terkena 'tembakannya'. Setelah itu saya tertawa keras dan muka Putut pun merah karena malu terkena 'tembakan maut' sang setengah waras.

Setelah kejadian itu, akhirnya ponsel Yuppy pun diangkat dan kami berdua dijemput untuk selanjutnya singgah sejenak di rumahnya. Pas sekali, sampai rumahnya, kami langsung menuju masjid terdekat untuk menunaikan ibadah sholat jumat. Setelah selesai beribadah, kami istirahat sejenak di rumah Yuppy dan bertemu dengan keluarganya. dan setelah itu taraaaa....makanan pun disajikan. Sebenarnya kami malu untuk menyantapnya karena takut merepotkan, tetapi apa daya kami 'dipaksa' untuk makan, ya sudah deh kami makan. (*alibi doang, padahal pada mau ambil semua makanan yang terhidang dan menaruhnya di dalam tas, jangan ditiru ya...wkwkwkwkwk) :p

Setelah makan dan selesai ngobrol 'ngalor-ngidul' dengan keluarga 'emmas' ini, kami pun langsung meminta izin kepada Ayah dan Bundanya untuk 'menculik' Yuppy main bersama kami. Kami berangkat pukul 14.00 WIB, dan berjalan menuju tempat tujuan kami, Kaliurang. Beberapa kilometer lagi, kami akan memasuki pintu masuk Kaliurang yang dijaga oleh beberapa orang untuk membayar retribusi tiket masuk. Tapi apa daya, karena posisi saya di belakang mereka (Putut dan Yuppy berboncengan), dan kebetulan saya terkena musibah ban bocor, mereka berdua 'bablas' naik ke atas, dan saya mendorong motor saya yang bocor untuk mencari bengkel terdekat. Beruntung sekali, alhamdulillah saya menemukan bengkel tak jauh dari lokasi ban saya bocor.



Peta Kaliurang dan Kaliadem, Sleman, DI Yogyakarta

Bengkel yang saya temukan kecil daripada bengkel rata-rata yang ada. Si empunya bengkel pun terlihat seperti ustadz karena berjenggot lebat sekali. Saya pun langsung meminta tolong agar beliau menambal ban saya yang bocor. Setelah dibuka dan dilihat, ternyata ban saya bocor kecil-kecil dalam jumlah yang banyak. Sepertinya tidak memungkinkan jika menambalnya, karena bocornya banyak sekali dan lubangnya kecil-kecil, akhirnya saya pun memutuskan untuk mengganti ban dalam saja. Sempat ngobrol-ngobrol dengan beliau, tapi saya lupa menanyakan nama beliau. Beliau mengira saya adalah salah satu ustadz muda yang mengajar di salah satu Pondok Pesantren di Kaliurang. Langsung saja saya bilang bukan, saya ke Kaliurang hanya untuk sekedar main melepas rasa penat setelah setengah tahun lebih bekerja di Kantor Konsultan Pajak dan Kantor Akuntan Publik. Mungkin beliau mengira saya ustadz Pondok karena berjenggot, bercelana ngantung, dan memakai baju koko. Lalu kami berdua pun ngobrol-ngobrol dari masalah kecil di kehidupan sehari-hari sampai masalah perangai umahat sekarang ini. Ada banyak faedah dan nasihat yang bisa diambil dari percakapan tersebut.

"Mas, panjenengan ustadz di Pondok Pesantren Kaliurang itu ya?" tanya bapak tersebut.
"Bukan Pak. Saya cuma orang biasa, bukan ustadz kok" jawabku.
"Oh, saya kira ustadz Pondok, Mas. Kebetulan anak-anak saya juga di Pondok Pesantren (menyebut nama). Yang laki-laki di (menyebut nama) dan yang perempuan di (menyebut nama)." paparnya.
"Oh, iya to Pak?" jawabku sambil mengangguk-anggukkan kepala.

Dan percakapan itu pun langsung cair seketika. Mungkin kami punya frekuensi yang sama, makanya bisa nyambung (emangnya radio, kok punya frekuensi segala. hehehe). Dan sampai akhirnya saya bertanya kepada beliau.

"Pak, sekarang bapak ngaji di mana kalau saya boleh tahu?" salah satu pertanyaan yang meluncur dariku.
"Oh, saya dulu ikut liqo' Mas, sama orang kepanduan (baca: PKS), tetapi saya sekarang juga ngaji di beberapa tempat (menyebutkan beberapa tempat), terus mendengarkan radio kajian juga, dan kajian itu gak hanya di majelis ilmu saja, bahkan di tempat manapun bisa, ya seperti kita ini, ngobrol-ngobrol dengan orang berilmu dan mendapatkan nasihat dan faidah dari percakapan ini yang sesuai dengan kebenaran (Al Qur'an dan Sunnah)" jawabnya.
"Oh, begitu Pak" saya pun tertegun.

Tak terasa penggantian ban dalam pun selesai, pas sekali dengan terdengarnya kumandang sholat ashar. Sebelum kami berpisah, bapak itu berkata kepadaku:

"Mas, jika selama saya ngobrol sama njenengan banyak kelirunya dan lidah saya banyak kepleset sehingga menyakiti hati mas, saya mohon maaf ya mas. Ini taqdir Alloh telah menemukan kita hari ini jam ini, semoga kita bisa dipertemukan kembali di lain waktu karena Alloh ya mas. Kalau main ke Kaliurang monggo jangan segan-segan mampir ke tempat saya lagi ya mas" ucapnya.
"Begitu pula dengan saya ya Pak, banyak salahnya dan mohon maaf. Iya Pak Insya Alloh." jawabku.

Setelah itu kami pun berpisah, dan saya melanjutkan perjalanan menuju Kaliurang. Yuppy dan Putut pun menunggu kami di depan pintu masuk Kaliurang yang tak begitu jauh dari lokasi kejadian dan kebetulan di sana terdapat masjid. Alhamdulillah belum iqomah, dan kami bisa mendapatkan sholat berjamaah dengan takbir pertama imam. Setelah selesai sholat, kami melanjutkan naik ke atas untuk segera melihat karunia Alloh yang begitu besar atas cipataanya yang sangat indah. Namun sayang kami sampai di atas pukul 15.40 WIB, tinggal 20 menit lagi obyek wisata ditutup. Hmmm, daripada sedih dan galau kami pun mengegas motor kami ke arah Kaliurang yang lain yang terdapat air terjunnya, dan di tengah jalan, kami mengubah niat kami untuk menyambangi obyek wisata lainnya yang tidak begitu jauh dari Kaliurang, yaitu objek wisata Kaliadem. Dengan melewati lapangan golf merapi kami pun berhasil menembus ke arah Kaliadem.

Kaliadem adalah obyek wisata saksi bisu atas dahsyatnya erupsi merapi yang telah meluluh lantahkan pemukiman warga sekitar daerah Cangkringan, di kaki gunung merapi. Kaliadem yang dulunya sempat luluh lantah tak ada bangunan dan pepohonan sedikitpun, kini berkembang sebagai destinasi wisata baru di kaki gunung merapi dengan banyak bangunan semi permanen yang menjajakan makanan, minuman, dan cinderamata khas dengan ditumbuhi pepohonan yang rindang.

Kami yang rencananya ingin bermain ke bekas rumah Mbah Maridjan yang luluh lantah akibat lahar merapi, sontak langsung membatalkannya, karena harus membayar beberapa rupiah yang menurut kami agak mahal jika ingin naik ke atas. Akhirnya kami hanya bermain di dekat gerbang pintu masuk loket pembayaran. Tapi tak mengapa, panorama di lingkungan ini tak kalah jauh indahnya dengan panorama di dekat bekas rumah Mbah Maridjan. Kami pun sempat mengabadikan gambar panorama indah tersebut, namun sayang cuaca berkabut dan mendung tanda akan turunnya hujan deras. Berikut panorama kaliadem yang dapat diabadikan:





Baru beberapa panorama yang diabadikan, hujan deras pun turun dengan disambut kabut yang begitu tebal tak lupa lantunan suara petir dan kilat menggelegar menambah 'horornya' tempat tersebut. Kami pun berlarian menuju tempat aman, yakni di tenda semi permanen untuk berdagang warga sekitar yang tidak digunakan. Sekitar 1 jam kami berteduh di tenda tersebut. Hujan begitu deras sehingga membuat air dari atas gunung mengalir yang cukup banyak dan deras ke tempat yang lebih rendah. Akibatnya motor yang saya parkir di pinggir jalan pun jatuh dan mengakibatkan spion saya agak sedikit rusak, alhamdulillah untungnya tidak masuk jurang. Tak sampai di situ, karena hujan tidak berhenti-henti kami bertiga nekat pulang dengan bermantelkan seadanya. Ternyata setelah turun, daerah di bawah tidak hujan deras, hanya gerimis kecil saja.

Sesampainya di daerah Ngaglik, Sleman, Jalan Kaliurang kami berhenti sejenak untuk menunaikan ibadah sholat maghrib. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan pulang menuju rumah Yuppy di daerah Kalasan. Sampai di daerah Kalasan, kami pun 'bablas' sampai kompleks Candi Prambanan dan ke arah timur sampai daerah Klaten. Kebetulan adzan isya sudah berkumandang, Yuppy pun mengajak kami sholat di Masjid Hidayat Nur Wahid (kata Yuppy namanya masjidnya itu) di Jalan Solo, Prambanan, Klaten. Setelah selesai, kami langsung menuju rumah makan (entah kami akan makan apa tidak tahu) sampai Yuppy mengajak kami 'dinner' di rumah makan yang menyediakan menu nasi mercon. Terdengar unik dan aneh memang. Nasi mercon adalah nasi biasa, dengan lauk daging yang diolah pedas sedikit manis menggunakan bumbu cabai dan merica sehingga siapapun yang menyantapnya akan ketagihan karena sensasi pedas, panas, dan aromanya yang menggoda.

Sampailah kami di rumah makan nasi mercon di bilangan Jalan Solo, Kalasan. Kaget bukan kepalang, harga satu porsi nasi mercon di sini murah (pake banget). Kami bertiga yang sebelumnya kerja di Kantor Konsultan Pajak dan Kantor Akuntan Publik di bilangan Sudirman, Thamrin, dan Kuningan Jakarta yang harga makanannya terbilang mahal, merasa ajaib melihat daftar harga menu yang disajikan (*sok banget sih kami bertiga). Murah sekali, bayangkan harga satu porsi nasi mercon hanya IDR 8.000, nasi kikil IDR 8.000, soto daging IDR 8.000, bakso spesial jumbo IDR 12.000, es jeruk IDR 2.000, susu panas IDR 2.500, dan masih banyak lagi. Berikut penampakannya:


nasi mercon


nasi mercon dan soto daging

Kami bertiga pun memesan 3 porsi nasi mercon, 2 gelas jeruk panas, 1 susu panas, dan 1 porsi bakso spesial jumbo (untuk dimakan bersama :D ). Belum puas dan belum kenyang karena kedinginan akibat hujan deras turun di Kalasan, kami bertiga pun memesan kembali, tapi kali ini 'hanya' memesan 1 porsi nasi mercon dan 2 porsi soto daging. Porsinya cukup banyak sebetulnya, mungkin karena kami kelaparan jadi agak beringas sedikit hehehe :p Alhamdulillah kenyang sudah. Akhirnya walaupun hujan deras, kami tetap bertekad untuk pulang karena jam menunjukkan pukul 20.30 WIB.

Kami pun memulangkan Yuppy ke pangkuan keluarganya setelah setengah hari kami 'culik'. hahahaha... :p dan sekalian saya dan Putut berpamitan kepada keluarga Yuppy tersebut. Selanjutnya kami pulang. Taraaaa....saya sendiri sampai rumah sekitar pukul 21.45 WIB dengan pakaian basah kuyup.


-SELESAI-